Sabtu, 13 Oktober 2012

sepenggal cerpen yang belum jadi...

Melihatmu,Mendengarmu hanya membuat rasa ini semakin kecewa..
ingin ku lihat langit yang biru,tapi entah mengapa langit seakan mendukung dengan perasaan yang aku alami
saat ini...
mengapa aku dan dia tak akan bisa bersatu ?...
mengapa ini harus terjadi?..
mengapa ?..
mengapa ?..
dan 
mengapa ?...
aku marah dengan semua ini..
mengapa ?
bila tak dapat bersatu mengapa dipertemukan ?..
ingin ku mulai lembaran baru , tapi entah mengapa hanya nama dia yang terlintas dalam benakku..
aku hanya manusia biasa yang ingin di cintai dan mencintai...
apakah aku salah mencintai dia ?...
apakah aku salah jika mempunyai rasa sayang ini hanya buat dia?...
jika salah jangan pernah pertemukan aku dengan dia?..

hari hari yang ku lalui tanpanya hampa terasa, setiap kenangan aku dan dia teringat jelas dan bahkan sangat jelas.
kini aku hanya bisa merindukannya lewat foto yang terpampang di dinding kamarku,ingin rasanya melihatnya nyata bukan hanya lewat sebuah foto walau hanya semenit saja..
aku merindukanmu.bahkan sangat merindukanmu, apakah kamu juga merasakan hal yang sama?..
aku berharap kamu pun merasakan apa yang aku rasakan saat ini..

cinta ini membunuhku, menghilangkan akal sehatku..
mengapa tak bisa bersamanya  tapi di pertemukan?..

ini yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya, sakit yang kurasakan.
aku belajar Setia dari orang orang yang pernah menghiyanati aku.

                                                                             ***

2 bulan pun berlalu, tapi tetap saja rasa itu masih ada, rasa yang selalu menghantui setiap tidur, aku berusaha untuk menghilangkannya dengan cara mencari aktivitas dan kesibukan yang lain, agar aku bisa melupakannya, tapi kenyataannya sangat  berbeda ..
ternyata aku masih dan sangat sayang sama dia.
semua kenangan itu masih sangat nyata dan jelas aku rasakan,ini kah Cinta itu?..
ini kah cinta pertama itu ?..

Tuhan jika ini benar cinta, izin kan aku untuk merasakannya sampai akhir hidup aku, setiap malam hanya doa itu yang ku pinta kepada Tuhan.

tapi sampai saat ini doaku pun tak pernah di jawab,aku mengerti sekarang di balik semua nya pasti ada rencana indah yang Tuhan berikan padaku..
dan aku sangat percaya kalo itu sangat berarti bagiku..

ku lalui hariku dengan senyuman, walau kadang aku selalu menutupi rasa kangen ku sama dia.
aku tau sekarang dia pun mungkin sudah bahagia dengan yang lain disana.
dan bahkan sangat bahagia, karna dia telah menemukan cinta yang sejati.
buatku sekarang tidak perlu ada 1000 pacar yang baik , tapi cukup aku punya sahabat 1 yang bisa terima aku apa adanya.
                                                  ***

suara ayampun membangunkan aku dalam tidurku yang nyenyak, tanpa kusadari aku mulai melupakannya.
ya...aku bisa melupakannya.
angel ?..
angel adalah sahabatku yang paling baik.
mungkin tidak ada sahabat yang seperti dia.
yang selalu menyadariku bahwa di dunia ini masih banyak yang harus aku lakukan dari pada kata GALAU yang selalu ku lontarkan..
        hari ini adalah hari pertama aku bekerja di kantor,harus siapa kan hati, pikiran dan kesehatan,aku tidak tau apa yang akan aku kerjakan nantinya, aku selalu berdoa agar semuanya sesuai dengan kehendaknya Tuhan saja.
jam 07.00 WIB aku pun berangkat ke kantor, kantor akupun tidak jauh dari rumah ku hanya 1/2 jam saja.
dalam perjalanan ku ke kantor pikiran ku melayang" tidak karuan.
apa yang akan aku kerjakan nanti disana?..
hhhmmmm....penyakit grogiku mulai kambuh..
aku berharap bisa bekerja dengan baik di sana ?..
tak terasa aku sudah tiba dikantorku..
aku pun melapor ke security kantor untuk kedatangan pertama ku..




bersambung............................


Rabu, 25 April 2012

Kisah Mengharukan, Menikah Menjelang Detik Detik Kematian ( FOTO )


Pernahkah anda membayangkan melakukan pernikahan menjelang detik-detik kematian? Katie Kirkpatrick, 21 tahun menikah dengan Nick, 23 tahun menjelang detik kematiannya. Katie menderita kanser dan menghabiskan beberapa jam setiap harinya untuk terapi. Nick dengan setia menunggu Katie melakukan kimoterapi.

Katie tetap mau melaksanakan pernikahannya, walaupun dia menahan rasa sakit, kegagalan organ dan morphin. Gaun yang akan dipakainya dikecilkan beberapa kali karena Katie terus menerus kehilangan berat badannya. Pernikahan dengan aksesoris yang luar biasa yaitu dengan tiub oksigen, Katie memakainya baik dalam upacara dan resepsi pernikahannya. Orang tua Nick pun ikut gembira melihat anak laki-lakinya dapat menikahi sang pujaan hati. Dalam resepsi ini, Katie perlu beberapa kali terpaksa beristirehat kerana rasa sakit yang membuatnya tidak boleh berdiri lama-lama.

Katie meninggal dunia 5 hari kemudian setelah pernikahannya. Melihat seorang wanita yang sakit dan lemah melakukan pernikahan dan dengan sebuah senyuman di wajahnya membuat kita berfikir…

Kebahagiaan boleh dicapai walaupun seketika. Kita seharusnya tidak membuat hidup kita menjadi rumit. Dibawah gambar Pesta perkahwinan mereka…

Kisah Mengharukan tentang Ibu dan Anak


Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh.
Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang.
Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja.

Namun Sam mencegah niat buruk itu.Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya punmelahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica.

Saya sangat menyayangi Angelica, demikian jugaSam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya.

Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup.

Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang.

Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang.

Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.

Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya.

Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu. tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya.

Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric.

Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping.

“Mary, apa yang sebenarnya terjadi?”

“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan terisak-isak.

Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya.

Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya.

Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric.

Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah.
Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama.

Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua.

Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.

“Heii.! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”

Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”

Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy., mommy!’ Karena tidak tega, saya terkadang memberinya
makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas
ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu.”

Saya pun membaca tulisan di kertas itu.

“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi.? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom.”

Saya menjerit histeris membaca surat itu.

“Bu, tolong katakan. katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”

Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.

“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana.

Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini. Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana.”

Senin, 23 April 2012

Kisah anak mencoret mobil


Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah adam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya.

IBU BUTA YANG MEMALUKANKU (Kisah Sedih Yang Mengharukan)



Saat aku beranjak dewasa, aku mulai mengenal sedikit kehidupan yang menyenangkan, merasakan kebahagiaan memiliki wajah yang tampan, kebahagiaan memiliki banyak pengagum di sekolah, kebahagiaan karena kepintaranku yang dibanggakan banyak guru. Itulah aku, tapi satu yang harus aku tutupi, aku malu mempunyai seorang ibu yang BUTA! Matanya tidak ada satu. Aku sangat malu, benar-benar
Aku sangat menginginkan kesempurnaan terletak padaku, tak ada satupun yang cacat dalam hidupku juga dalam keluargaku. Saat itu ayah yang menjadi tulang punggung kami sudah dipanggil terlebih dahulu oleh yang Maha Kuasa. Tinggallah aku anak semata wayang yang seharusnya menjadi tulang punggung pengganti ayah. Tapi semua itu tak kuhiraukan. Aku hanya mementingkan kebutuhan dan keperluanku saja. Sedang ibu bekerja membuat makanan untuk para karyawan di sebuah rumah jahit sederhana.
Pada suatu saat ibu datang ke sekolah untuk menjenguk keadaanku. Karena sudah beberapa hari aku tak pulang ke rumah dan tidak tidur di rumah. Karena rumah kumuh itu membuatku muak, membuatku kesempurnaan yang kumiliki manjadi cacat. Akan kuperoleh apapun untuk menggapai sebuah kesempurnaan itu.

Tepat di saat istirahat, Kulihat sosok wanita tua di pintu sekolah. Bajunya pun bersahaja rapih dan sopan. Itulah ibu ku yang mempunyai mata satu. Dan yang selalu membuat aku malu dan yang lebih memalukan lagi Ibu memanggilku. “Mau ngapain ibu ke sini? Ibu datang hanya untuk mempermalukan aku!” Bentakkan dariku membuat diri ibuku segera bergegas pergi. Dan itulah memang yang kuharapkan. Ibu pun
bergegas keluar dari sekolahku. Karena kehadiranya itu aku benar-benar malu, sangat malu. Sampai beberapa temanku berkata dan menanyakan. “Hai, itu ibumu ya???, Ibumu matanya satu ya?” yang menjadikanku bagai disambar petir mendapat pertanyaan seperti itu.
Beberapa bulan kemudian aku lulus sekolah dan mendapat beasiswa di sebuah sekolah di luar negeri. Aku mendapatkan beasiswa yang ku incar dan kukejar agar aku bisa segera meninggalkan rumah kumuhku dan terutama meninggalkan ibuku yang membuatku malu. Ternyata aku berhasil mendapatkannya. Dengan bangga kubusungkan dada dan aku berangkat pergi tanpa memberi tahu Ibu karena bagiku itu tidak perlu. Aku hidup untuk diriku sendiri. Persetan dengan Ibuku. Seorang yang selalu mnghalangi kemajuanku.
Di Selolah itu, aku menjadi mahasiswa terpopuler karena kepintaran dan ketampananku. Aku telah sukses dan kemudian aku menikah dengan seorang gadis Indonesia dan menetap di Singapura.


Singkat cerita aku menjadi seorang yang sukses, sangat sukses. Tempat tinggalku sangat mewah, aku mempunyai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dan aku sangat menyayanginya. Bahkan aku rela mempertaruhkan nyawaku untuk putraku itu.


10 tahun aku menetap di Singapura, belajar dan membina rumah tangga dengan harmonis dan sama sekali aku tak pernah memikirkan nasib ibuku. Sedikit pun aku tak rindu padanya, aku tak mencemaskannya. Aku BAHAGIA dengan kehidupan ku sekarang.

Tapi pada suatu hari kehidupanku yang sempurna tersebut terusik, saat putraku sedang asyik bermain di depan pintu. Tiba-tiba datang seorang wanita tua renta dan sedikit kumuh menghampirinya. Dan kulihat dia adalah Ibuku, Ibuku datang ke Singapura. Entah untuk apa dan dari mana dia memperoleh ongkosnya. Dia datang menemuiku.
Seketika saja Ibuku ku usir. Dengan enteng aku mengatakan: “HEY, PERGILAH KAU PENGEMIS. KAU MEMBUAT ANAKKU TAKUT!” Dan tanpa membalas perkataan kasarku, Ibu lalu tersenyum, “MAAF, SAYA SALAH ALAMAT”

Tanpa merasa besalah, aku masuk ke dalam rumah.
Beberapa bulan kemudian datanglah sepucuk surat undangan reuni dari sekolah SMA ku. Aku pun datang untuk menghadirinya dan beralasan pada istriku bahwa aku akan dinas ke luar negeri.

Singkat cerita, tibalah aku di kota kelahiranku. Tak lama hanya ingin menghadiri pesta reuni dan sedikit menyombongkan diri yang sudah sukses ini. Berhasil aku membuat seluruh teman-temanku kagum pada diriku yang sekarang ini.

Selesai Reuni entah megapa aku ingin melihat keadaan rumahku sebelum pulang ke Sigapore. Tak tau perasaan apa yang membuatku melangkah untuk melihat rumah kumuh dan wanita tua itu. Sesampainya di depan rumah itu, tak ada perasaan sedih atau bersalah padaku, bahkan aku sendiri sebenarnya jijik melihatnya. Dengan rasa tidak berdosa, aku memasuki rumah itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ku lihat rumah ini begitu berantakan. Aku tak menemukan sosok wanita tua di dalam rumah itu, entahlah dia ke mana, tapi justru aku merasa lega tak bertemu dengannya.

Bergegas aku keluar dan bertemu dengan salah satu tetangga rumahku. “Akhirnya kau datang juga. Ibu mu telah meninggal dunia seminggu yang lalu”
“OH…”

Hanya perkataan itu yang bisa keluar dari mulutku. Sedikit pun tak ada rasa sedih di hatiku yang kurasakan saat mendengar ibuku telah meninggal. “Ini, sebelum meninggal, Ibumu memberikan surat ini untukmu”
Setelah menyerahkan surat ia segera bergegas pergi. Ku buka lembar surat yang sudah kucal itu.

Untuk anakku yang sangat Aku cintai,

Anakku yang kucintai aku tahu kau sangat membenciku. Tapi Ibu senang sekali waktu mendengar kabar bahwa akan ada reuni disekolahmu.

Aku berharap agar aku bisa melihatmu sekali lagi. karena aku yakin kau akan datang ke acara Reuni tersebut.

Sejujurnya ibu sangat merindukanmu, teramat dalam sehingga setiap malam Aku hanya bisa menangis sambil memandangi fotomu satu-satunya yang ibu punya.Ibu tak pernah lupa untuk mendoakan kebahagiaanmu, agar kau bisa sukses dan melihat dunia luas.

Asal kau tau saja anakku tersayang, sejujurnya mata yang kau pakai untuk melihat dunia luas itu salah satunya adalah mataku yang selalu membuatmu malu.

Mataku yang kuberikan padamu waktu kau kecil. Waktu itu kau dan Ayah mu mengalami kecelakaan yang hebat, tetapi Ayahmu meninggal, sedangkan mata kananmu mengalami kebutaan. Aku tak tega anak tersayangku ini hidup dan tumbuh dengan mata yang cacat maka aku berikan satu mataku ini untukmu.

Sekarang aku bangga padamu karena kau bisa meraih apa yang kau inginkan dan cita-citakan.

Dan akupun sangat bahagia bisa melihat dunia luas dengan mataku yang aku berikan untukmu.

Saat aku menulis surat ini, aku masih berharap bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya, Tapi aku rasa itu tidak mungkin, karena aku yakin maut sudah di depan mataku.

Peluk cium dari Ibumu tercinta




Bak petir di siang bolong yang menghantam seluruh saraf-sarafku, Aku terdiam! Baru kusadari bahwa yang membuatku malu sebenarnya bukan ibuku, tetapi diriku sendiri....







@Mg aja anak2 kita kelak tidak seperti tokoh yg ada dalam crita ini y bunda....@

Jumat, 20 April 2012

KISAH SEDIH SEORANG AYAH YANG BERAKHIR TRAGIS


... 25 tahun yang lalu
, ...Inikah nasib? Terlahir sebagai menantu bukan pilihan. Tapi aku dan Kania ( istriku )harus tetap menikah. Itu sebabnya kami ada di Kantor Catatan Sipil. Wali kami pun wali hakim. Dalam tiga puluh menit, prosesi pernikahan kami selesai. Tanpa sungkem dan tabur melati atau hidangan istimewa dan salam sejahtera dari kerabat. Tapi aku masih sangat bersyukur karena Lukman dan Naila mau hadir menjadi saksi. Umurku sudah menginjak seperempat abad dan Kania di bawahku. Cita-cita kami sederhana, ingin hidup bahagia.
 
22 tahun yang lalu, ...
 
Pekerjaanku tidak begitu elit, tapi cukup untuk biaya makan keluargaku. Ya, keluargaku. Karena sekarang aku sudah punya momongan. Seorang putri, kunamai ia Kamila. Aku berharap ia bisa menjadi perempuan sempurna, maksudku kaya akan budi baik hingga dia tampak sempurna. Kulitnya masih merah, mungkin karena ia baru berumur seminggu. Sayang, dia tak dijenguk kakek-neneknya dan aku merasa prihatin. Aku harus bisa terima nasib kembali, orangtuaku dan orangtua Kania tak mau menerima kami. Ya sudahlah. Aku tak berhak untuk memaksa dan aku tidak membenci mereka. Aku hanya yakin, suatu saat nanti, mereka pasti akan berubah.
 
19 tahun yang lalu, ...
 
Kamilaku gesit dan lincah. Dia sekarang sedang senang berlari-lari, melompat-lompat atau meloncat dari meja ke kursi lalu dari kursi ke lantai kemudian berteriak “Horeee, Iya bisa terbang”. Begitulah dia memanggil namanya sendiri, Iya. Kembang senyumnya selalu merekah seperti mawar di pot halaman rumah. Dan Kania tak jarang berteriak, “Iya sayaaang,” jika sudah terdengar suara “Prang”. Itu artinya, ada yang pecah, bisa vas bunga, gelas, piring, atau meja kaca. Terakhir cermin rias ibunya yang pecah. Waktu dia melompat dari tempat tidur ke lantai, boneka kayu yang dipegangnya terpental. Dan dia cuma bilang “Kenapa semua kaca di rumah ini selalu pecah, Ma?”
 
18 tahun yang lalu, ....
 
Hari ini Kamila ulang tahun. Aku sengaja pulang lebih awal dari pekerjaanku agar bisa membeli hadiah dulu. Kemarin lalu dia merengek minta dibelikan bola. Kania tak membelikannya karena tak mau anaknya jadi tomboy apalagi jadi pemain bola seperti yang sering diucapkannya. “Nanti kalau sudah besar, Iya mau jadi pemain bola!” tapi aku tidak suka dia menangis terus minta bola, makanya kubelikan ia sebuah bola. Paling tidak aku bisa punya lawan main setiap sabtu sore. Dan seperti yang sudah kuduga, dia bersorak kegirangan waktu kutunjukkan bola itu. “Horee, Iya jadi pemain bola.”
 
17 Tahun yang lalu, ...
 
Iya, Iya. Bapak kan sudah bilang jangan main bola di jalan. Mainnya di rumah aja. Coba kalau ia nurut, Bapak kan tidak akan seperti ini. Aku tidak tahu bagaimana Kania bisa tidak tahu Iya menyembunyikan bola di tas sekolahnya. Yang aku tahu, hari itu hari sabtu dan aku akan menjemputnya dari sekolah. Kulihat anakku sedang asyik menendang bola sepanjang jalan pulang dari sekolah dan ia semakin ketengah jalan. Aku berlari menghampirinya, rasa khawatirku mengalahkan kehati-hatianku dan “Iyaaaa”. Sebuah truk pasir telak menghantam tubuhku, lindasan ban besarnya berhenti di atas dua kakiku. Waktu aku sadar, dua kakiku sudah diamputasi. Ya Tuhan, bagaimana ini. Bayang-bayang kelam menyelimuti pikiranku, tanpa kaki, bagaimana aku bekerja sementara pekerjaanku mengantar barang dari perusahaan ke rumah konsumen. Kulihat Kania menangis sedih, bibir cuma berkata “Coba kalau kamu tak belikan ia bola!”
 
15 tahun yang lalu, ...
 
Perekonomianku morat marit setelah kecelakaan. Uang pesangon habis untuk ke rumah sakit dan uang tabungan menguap jadi asap dapur. Kania mulai banyak mengeluh dan Iya mulai banyak dibentak. Aku hanya bisa membelainya. Dan bilang kalau Mamanya sedang sakit kepala makanya cepat marah. Perabotan rumah yang bisa dijual sudah habis. Dan aku tak bisa berkata apa-apa waktu Kania hendak mencari ke luar negeri. Dia ingin penghasilan yang lebih besar untuk mencukupi kebutuhan Kamila. Diizinkan atau tidak diizinkan dia akan tetap pergi. Begitu katanya. Dan akhirnya dia memang pergi ke Malaysia.
 
13 tahun yang lalu,
 
Setahun sejak kepergian Kania, keuangan rumahku sedikit membaik tapi itu hanya setahun. Setelah itu tak terdengar kabar lagi. Aku harus mempersiapkan uang untuk Kamila masuk SMP. Anakku memang pintar dia loncat satu tahun di SD-nya. Dengan segala keprihatinan kupaksakan agar Kamila bisa melanjutkan sekolah. aku bekerja serabutan, mengerjakan pekerjaan yang bisa kukerjakan dengan dua tanganku. Aku miris, menghadapi kenyataan. Menyaksikan anakku yang tumbuh remaja dan aku tahu dia ingin menikmati dunianya. Tapi keadaanku mengurungnya dalam segala kekurangan. Tapi aku harus kuat. Aku harus tabah untuk mengajari Kamila hidup tegar.
 
10 tahun yang lalu, ...
 
Aku sedih, semua tetangga sering mengejek kecacatanku. Dan Kamila hanya sanggup berlari ke dalam rumah lalu sembunyi di dalam kamar. Dia sering jadi bulan-bulanan hinaan teman sebayanya. Anakku cantik, seperti ibunya. “Biar cantik kalo kere ya kelaut aje.” Mungkin itu kata-kata yang sering kudengar.
 
Tapi anakku memang sabar dia tidak marah walau tak urung menangis juga. “Sabar ya, Nak!” hiburku. “Pak, Iya pake jilbab aja ya, biar tidak diganggu!” pintanya padaku. Dan aku menangis. Anakku maafkan bapakmu, hanya itu suara yang sanggup kupendam dalam hatiku. Sejak hari itu, anakku tak pernah lepas dari kerudungnya. Dan aku bahagia. Anakku, ternyata kamu sudah semakin dewasa. Dia selalu tersenyum padaku. Dia tidak pernah menunjukkan kekecewaannya padaku karena sekolahnya hanya terlambat di bangku SMP.
 
7 tahun yang lalu, ...
 
Aku merenung seharian. Ingatanku tentang Kania, istriku, kembali menemui pikiranku. Sudah bertahun-tahun tak kudengar kabarnya. Aku tak mungkin bohong pada diriku sendiri, jika aku masih menyimpan rindu untuknya. Dan itu pula yang membuat aku takut. Semalam Kamila bilang dia ingin menjadi TKI ke Malaysia. Sulit baginya mencari pekerjaan di sini yang cuma lulusan SMP.
 
Haruskah aku melepasnya karena alasan ekonomi. Dia bilang aku sudah tua, tenagaku mulai habis dan dia ingin agar aku beristirahat. Dia berjanji akan rajin mengirimi aku uang dan menabung untuk modal. Setelah itu dia akan pulang, menemaniku kembali dan membuka usaha kecil-kecilan. Seperti waktu lalu, kali ini pun aku tak kuasa untuk menghalanginya. Aku hanya berdoa agar Kamilaku baik-baik saja.
 
4 tahun lalu, ...
 
Kamila tak pernah telat mengirimi aku uang. Hampir tiga tahun dia di sana. Dia bekerja sebagai seorang pelayan di rumah seorang nyonya. Tapi Kamila tidak suka dengan laki-laki yang disebutnya datuk. Matanya tak pernah siratkan sinar baik. Dia juga dikenal suka perempuan. Dan nyonya itu adalah istri mudanya yang keempat. Dia bilang dia sudah ingin pulang. Karena akhir-akhir ini dia sering diganggu. Lebaran tahun ini dia akan berhenti bekerja. Itu yang kubaca dari suratnya. Aku senang mengetahui itu dan selalu menunggu hingga masa itu tiba. Kamila bilang, aku jangan pernah lupa salat dan kalau kondisiku sedang baik usahakan untuk salat tahajjud. Tak perlu memaksakan untuk puasa sunnah yang pasti setiap bulan Ramadhan aku harus berusaha sebisa mungkin untuk kuat hingga beduk manghrib berbunyi. Kini anakku lebih pandai menasihati daripada aku. Dan aku bangga.
 
3 tahun 6 bulan yang lalu, ..
 
Inikah badai? Aku mendapat surat dari kepolisian pemerintahan Malaysia, kabarnya anakku ditahan. Dan dia diancam hukuman mati, karena dia terbukti membunuh suami majikannya. Sesak dadaku mendapat kabar ini. Aku menangis, aku tak percaya. Kamilaku yang lemah lembut tak mungkin membunuh. Lagipula kenapa dia harus membunuh. Aku meminta bantuan hukum dari Indonesia untuk menyelamatkan anakku dari maut. Hampir setahun aku gelisah menunggu kasus anakku selesai. Tenaga tuaku terkuras dan airmataku habis. Aku hanya bisa memohon agar anakku tidak dihukum mati andai dia memang bersalah.
 
2 tahun 6 bulan yang lalu, ...
 
Akhirnya putusan itu jatuh juga, anakku terbukti bersalah. Dan dia harus menjalani hukuman gantung sebagai balasannya. Aku tidak bisa apa-apa selain menangis sejadinya. Andai aku tak izinkan dia pergi apakah nasibnya tak akan seburuk ini? Andai aku tak belikan ia bola apakah keadaanku pasti lebih baik?
 
Aku kini benar-benar sendiri. Wahai Allah kuatkan aku. Atas permintaan anakku aku dijemput terbang ke Malaysia. Anakku ingin aku ada di sisinya disaat terakhirnya. Lihatlah, dia kurus sekali. Dua matanya sembab dan bengkak. Ingin rasanya aku berlari tapi apa daya kakiku tak ada. Aku masuk ke dalam ruangan pertemuan itu, dia berhambur ke arahku, memelukku erat, seakan tak ingin melepaskan aku. “Bapak, Iya Takut!” aku memeluknya lebih erat lagi. Andai bisa ditukar, aku ingin menggantikannya. “Kenapa, Ya, kenapa kamu membunuhnya sayang?” “Lelaki tua itu ingin Iya tidur dengannya, Pak. Iya tidak mau. Iya dipukulnya. Iya takut, Iya dorong dan dia jatuh dari jendela kamar. Dan dia mati. Iya tidak salah kan, Pak!” Aku perih mendengar itu. Aku iba dengan nasib anakku. Masa mudanya hilang begitu saja. Tapi aku bisa apa, istri keempat lelaki tua itu menuntut agar anakku dihukum mati. Dia kaya dan lelaki itu juga orang terhormat. Aku sudah berusaha untuk memohon keringanan bagi anakku, tapi menemuiku pun ia tidak mau. Sia-sia aku tinggal di Malaysia selama enam bulan untuk memohon hukuman pada wanita itu.
 
2 tahun yang lalu, ....
 
Hari ini, anakku akan dihukum gantung. Dan wanita itu akan hadir melihatnya. Aku mendengar dari petugas jika dia sudah datang dan ada di belakangku. Tapi aku tak ingin melihatnya. Aku melihat isyarat tangan dari hakim di sana. Petugas itu membuka papan yang diinjak anakku. Dan ‘blass” Kamilaku kini tergantung. Aku tak bisa lagi menangis. Setelah yakin sudah mati, jenazah anakku diturunkan mereka, aku mendengar langkah kaki menuju jenazah anakku. Dia menyibak kain penutupnya dan tersenyum sini. Aku mendongakkan kepalaku, dan dengan mataku yang samar oleh air mata aku melihat garis wajah yang kukenal.
 
“Kania?”
 
“Mas Har, kau … !”
 
“Kau … kau bunuh anakmu sendiri, Kania!”
 
“Iya? Dia..dia . Iya?” serunya getir menunjuk jenazah anakku.
 
“Ya, dia Iya kita. Iya yang ingin jadi pemain bola jika sudah besar.”
 
“Tidak … tidaaak … ” Kania berlari ke arah jenazah anakku.
 
Diguncang tubuh kaku itu sambil menjerit histeris. Seorang petugas menghampiri Kania dan memberikan secarik kertas yang tergenggam di tangannya waktu dia diturunkan dari tiang gantungan. Bunyinya “Terima kasih Mama.” Aku baru sadar, kalau dari dulu Kamila sudah tahu wanita itu ibunya.
 
Setahun lalu, ...
 
Sejak saat itu istriku gila. Tapi apakah dia masih istriku. Yang aku tahu, aku belum pernah menceraikannya. Terakhir kudengar kabarnya dia mati bunuh diri. Dia ingin dikuburkan di samping kuburan anakku, Kamila. Kata pembantu yang mengantarkan jenazahnya padaku, dia sering berteriak, “Iya sayaaang, apalagi yang pecah, Nak.” Kamu tahu Kania, kali ini yang pecah adalah hatiku. Mungkin orang tua kita memang benar, tak seharusnya kita menikah. Agar tak ada kesengsaraan untuk Kamila anak kita. Benarkah begitu sayang?


Jumat, 13 April 2012

Wanita Itu UNik




Tuhan Ciptakan Wanita sebagai mahluk yang istimewa....
Tuhan Kuatkan Bahunya untuk menjaga anak- anaknya..
Tuhan Lembutkan Hatinya untuk memberi rasa aman dan nyama..
Tuhan Kuatkan Rahimnya untuk menyimpan benih Manusia...
Tuhan teguhkan Pribadinya untuk terus berjuang sekalipun Ia di sakiti Oleh Suami dan anak- anaknya..
Wanita adalah mahluk yang Kuat...
Tapi Jika suatu saat kita Melihat Ia Menangis,
itu karna Tuhan bri ia AIRMATA yang bisa digunakan sewaktu - waktu untuk membasuh luka batinnya,sekaligus untuk memberikan kekuatan yang baru...

Apa Yang harus Kita Rasakan Terlebih Dahulu...

Kadang kita harus
terlebih dahulu JATUH untuk kita " BERTUMBUH "
terlebih dahulu GAGAL untuk kita " BERHASIL "
terlebih dahulu KALAH untuk kita " MENANG "
terlebih dahulu KECEWA untuk memiliki " CINTA SEJATI "
dan terkadang kita harus terlebih dahulu merasa SAKIT agar kita menjadi BEJANA yang Indah

Rabu, 11 April 2012

5 Tanda Cowo Sedang berbohong...




Kencan Tentunya kamu akan merasa kesal jika terus-terusan dibohongi olehnya. Meskipun ia beralasan berbohong demi kebaikan. Nah, makanya kenali ciri cowok yang sedang berbohong berikut. Jika kamu tidak mau lagi dibohongi olehnya, maka kamu harus bangkit. Lebih baik berikan ketegasan pada si dia. Jangan biarkan kebohongannya terus berlarut-larut dan mambuat kamu malah sakit hati dan kecewa. Bagaimana caranya? Gampang, kamu hanya perlu mengenali ciri-ciri cowok sedang berbohong berikut.

1. Saat duduk di kursi, dia akan menyembunyikan bagian angkel di belakang kaki kursi Menyembunyikan suatu kebohongan akan memberikan tekanan yang besar. Untuk itu saat cowok berbohong, “ia cenderung menonjolkan bagian dada dan menyembunyikan bagian bawah tubuh” demikian kata Janine Driver, seorang ahli body language. Efek stress tersebut akan terlihat saat ia sedang duduk di kursi. Ia cenderung resah dan bingung menyembunyikan bagian kakinya. Duduknya menjadi tidak tenang dan kerap berpindah posisi.




2. Tiba-tiba ia gugup dan memasukan tangannya ke dalam saku Saat kamu bertanya kepadanya “Ke mana dia pergi”, dia tiba-tiba memasukan tangannya ke dalam saku itu sudah menunjukan bahwa ia berbohong. Ini adalah sikap tubuh seseorang yang tidak ingin menunjukan yang sebenarnya. Apalagi jika si dia gugup menjawab pertanyaan kamu itu berarti dia sedang berbohong.




3. Ia tidak pernah lepas dari suatu barang Saat seseorang berbohong, ia akan gugup, dan saat seseorang gugup, ia akan mengalihkan kegugupannya dengan memegang atau memainkan suatu barang yang ada di dekatnya, misalnya rokok atau ponselnya. Ia akan terlihat sangat gusar dan berpura-pura tidak peduli dengan pertanyaan kamu dan menganggapnya tidak penting. Jika hal itu sudah dilakukan oleh cowok kamu, berarti cowok kamu sedang berbohong dan menyebunyikan sesuatu dari kamu.




4. Ia mengangkat bahunya “Kok si cewek itu rajin sekali SMS kamu?” tanya Anda kepadanya, dan ia menjawab dengan “Ya gak tahu,,,” sambil mengangkat bahunya. Nah, waspada terhadap gerakan ini. Gerakan mengangkat bahu artinya ada sesuatu yang disembunyikan, dan hal tersebut tidak ingin diungkapkan pada Anda. Itu artinya dia sedang berbohong.




5. Ia sering mengosok bagian bawah hidungnya tatkala ia gugup.. Gerakan ini sering kali dilakukan oleh cowok yang tidak pandai berbohong. Setelah ia menjawab pertanyaan Anda ia kemudian menggosok-gosok bagian bawah hidungnya. Jika dia gugup dan salah tingkah dalam menjawab pertannyaan kamu, sudah jelas sekali kalau ia berbohong.

Nah, sudah tahu bukan? Sekarang kamu tentunya sudah tidak perlu takut lagi akan dibohongi olehnya. Sekarang, kamu juga bisa tahu kalau dirinya berbohong atau tidak tanpa perlu menanyakannya langsung.



Apa Yang kita butuhkan dalam Hidup?...

Hidup Tak Selamanya BErjalan mulus,...
Butuh Batu kerikil,supaya kita berhati - hati....
Butuh Semak berduri,supaya kita dapat waspada..
Butuh Persimpangan supaya kita lebih bijaksana untuk memilih..
Butuh Petunjuk jalan ,supaya kitA punya harapan tentang masa depan ..
Butuh Masalah supaya kita tau kita punya kekuatan..
Butuh Pengorbanan,supaya kita tau cara bekerja keras...
Butuh Air MAta , supaya kita tau merendahkan hati...
Butuh Di cela ,supaya kita tau bagaimana caramenghargai...
Butuh Tertawa,supaya kita tau mengucap syukur...
Butuh Senyum,supaya kita tau kiota punya cinta...
Butuh Orang lain,supaya kita tau kita tak sendirian...

Selasa, 10 April 2012

Si Buta

Seorang Buta Berjalan Pada malam Hari ,
tapi di tangannya ia memegang lentera ( Penerang )...
Orang- Orang Binging Ketika melihatnya...
Apakah Dia sudah Gila ?Bukankah dia tidak membutuhkan LAmpu ( Penerang )?
Bukan Kah Dia Buta?...
Mereka bertanya kepada orang buta itu : 
Mengapa Engkau menggunakan Lentera ( Penerang ) Sementara Engkau tidak dapat melihat?....
Jawab Orang buta itu Aku membawa  Lentera ( Penerang ),tapi bukan untuk aku melainkan buat orang lain,agar mereka dapat melihat aku dan tidak menabrak aku...

Jadilah Pribadi yang mampu memberi arti untuk orang lain apapun keadaanmu...


GBU

CoRetaN Gilaku: Gundah

CoRetaN Gilaku: Gundah: Kini Yang kurasakan hanya sesaat, ku merindukan dirimu kasih, entah dimna kamu berada... sampai kapanpun aku tetap akan mencintaimu, wa...

Gundah

Kini Yang kurasakan hanya sesaat,
ku merindukan dirimu kasih,
entah dimna kamu berada...
sampai kapanpun aku tetap akan mencintaimu,
walau aku hanya sesaat bagimu,jangan biarkan kisah kita berarti sampai disni..
biarlah kisah ini akan menjadi kenangan yang indah,yang tak terlupakan..
kisah dimna,kita bernyanyi bersama,bercanda tawa bersama..
sebenarnya menjalani hidup tanpamu,bagaikan hampa kurasa..
rasa ini selalu menghantui aku dimana aku tau kau sudah tak bersama aku lagi..
sedih yang kurasa,tapi aku harus berjuang melawan rasa itu,..
rasa yang ingin aku buang sejauh mungkin,tapi rasa ini selalu ada..
yaitu rasa sayang aku sama kamu..
Kasih...
apakah kau juga merasakan hal yang sama dengan aku>?....
apakah rasa sayang mu tlah hilang?...


aku akan selalu berdoa agar kau bahagia bersama yang lain...
bersama dia yang kau cinta..


Senin, 09 April 2012

Tawa


Canda Tawa dan tawa seakan menghilangkan kesedihan ku..
Terkadang Aku tertawa untuk menutupi luka aku...
Terkadang Aku tersenyum menutupi ke marahan aku...
aku hanya ingin di mengerti,tapi mengapa tak ada yang bisa mengerti aku...


Aku mulai terbiasa dengan Apa yang aku jalani sekarang...


menghadapi masalah dengan senyuman dan tawa...


ini lah aku yang mencoba untuk belajar mengerti arti Hidup ku sebenarnya...




T.T

Senin, 02 April 2012

Ingin aku berlari dengan apa yang aku hadapi sekarang...
tapi aku tak bisa untuk berlari,karena inilah kenyataan yang harus aku ambil..
kenyataan yang mungkin tak pernah aku bayangkan sebelumnya...
kenyataan yang membuat aku terpuruk dalam...